Bisnis.com, KARIMUN PT Soma Daya Utama mulai menggarap pembangunan PLTU 2×25 MW senilai US$140 juta di kawasan Free Trade Zone (FTZ), Pulau Karimun Kepulauan Riau sebagai bagian dari program pembangunan 35.000 MW.
Direktur Soma Daya Utama Franky Yason mengatakan perusahannya terpanggil untuk membangun pembangkit di kawasan FTZ karena mayoritas industri di Pulau Karimun masih mengandalkan pasokan listrik dari diesel generator berbahan baku solar yang membutuhkan biaya tinggi.
Kami juga terpanggil untuk menyukseskan program percepatan pembangunan listrik 35.000 MW, katanya saat peletakan batu pertama PLTU Soma Karimun, Senin (3/21).
Franky mengatakan kehadiran PLTU juga diharapkan bisa mengerakan sumber perekonomian baru bagi masyarakat di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau.
Menurut Franky, proyek ini diperkirakan menelan dana US$140 juta sudah termasuk pembangunan transmisi. Pembangkit diharapkan rampung pada 2018 dan bisa disalurkan ke masyarakat.
Soma Daya Utama juga akan berlaku sebagai operator yang akan menyalurkan listrik langsung kepada pelanggan industri dan masyarakat. Franky mengatakan Soma juga sudah mengantongi komitmen dari industri di Karimun yang akan menjadi pelanggan.
Kapasitas 50 MW seluruhnya akan terpakai pada saat beban puncak oleh calon pelanggan kami, ujarnya.
Menurut Franky PLTU ini akan menggunakan bahan bakar batu bara yang akan di pasok dari Sumatera Selatan dan Riau. Kehadiran PLTU ini diharapkan bisa menggantikan pemakaian listrik generator sehingga pelanggan bisa memperoleh pasokan energi yang lebih murah, handal dan efisien.
Bupati Karimun Aunur Rafiq mengatakan pembangunan listrik tersebut sudah ditunggu masyarakat dan dunia usaha. Sebab, sebagai wilayah yang masuk kawasan FTZ bersama Batam, Karimun masih defisit pasokan listrik sekitar 2 MW.
Sebagai bagian dari kawasan FTZ Batam, lanjut dia, sudah seharusnya pelayanan dan penyediaan energi di Karimun memadai.
“Warga sudah kesal dengan pemadaman listrik di sini, katanya.
Adapun Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani berharap proyek ini bisa rampung sesuai jadwal, sebab sudah banyak proyek pembangkit di wilayah Kepulayan Riau yang dibangun tidak diselesaikan oleh investor dengan berbagai alasan.
“Kami sangat mendukung pembangunan PLTU ini, jangan sampai seremonial setelah ground breaking ini berhenti ditengah jalan, jelasnya.
Sani mengatakan kebutuhan energidi kawasan FTZ Batam terus meningkat sehingga diperlukan pembangkit-pembangkit baru untuk menghadapi pertumbuhan industri di wilayah tersebut.
Staf Ahli Kementerian ESDM Ronggo Kuncahyo mengatakan pelayanan listrik di Kabupaten Karimun dibagi menjadi tiga wilayah. Zona I akan dilayani Soma Daya Utama yang akan memasok listrik untuk kawasan seluas 30 kilometer persegi. Zona II oleh oleh PT Karimun Power Plant dan Zona III oleh PT PLN (Persero).
Kami berharap pembangunan PLTU ini bisa memicu investor lain yang sudah meneken kontrak untuk segera membangun pembangkit, jelasnya.
Ketua Kadin Kepulauan Riau Ahmad Maruf Maulana menyambut baik pembangunan pembangkit listrik di Karimun itu karena dapat meningkatkan daya saing kawasan FTZ Batam-Bintan-Karimun. Apalagi, kata dia, komitmen investor sangat tinggi dalam menuntaskan proyek tersebut.
Kami juga berharap investor lain segera merealisasikan rencana investasi dan rencana pembangunan listrik di kawasan FTZ, jelasnya.